Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai Wakil Sekjen PKS, Mahfudz
Sidiq bukanlah upaya yang bermanfaat. Sebab, jelas dia, kendati
merupakan bentuk kompensasi ketika harga naik, tapi permasalahan
utamanya adalah bantuan tersebut sifatnya tidak permanen. Sementara
kenaikan harga yang terjadi permanen. “Upaya itu hanya mengobati sesaat
dari penderitaan masyarakat,” ujarnya, Senin (5/3).
Karena itu, pihaknya menganggap rencana pemerintah untuk memberikan BLT ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diberlakukan bukanlah sebuah jawaban. Seharusnya, kata dia, pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Hal itu lantaran ia menganggap masyarakat saat ini tengah mengalami krisis kepercayaan terhadap lembaga negara.
Karena itu, ia menghawatirkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM dapat berimbas negatif. “Ketika gejala itu merebak, lalu pemerintah menaikkan harga BBM, bisa saja tindakan-tindakan anarkis terjadi,” kata Mahfudz.
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah untuk mengakalkulasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Jadi, kata dia, pemerintah bukan malah menganggap upaya pemberian BLT dapat menyelesaikan masalah yang ada. “PKS mendorong pemerintah untuk mencari solusi lain akibat konsekuensi dari rezim subsidi,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya menganggap rencana pemerintah untuk memberikan BLT ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diberlakukan bukanlah sebuah jawaban. Seharusnya, kata dia, pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Hal itu lantaran ia menganggap masyarakat saat ini tengah mengalami krisis kepercayaan terhadap lembaga negara.
Karena itu, ia menghawatirkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM dapat berimbas negatif. “Ketika gejala itu merebak, lalu pemerintah menaikkan harga BBM, bisa saja tindakan-tindakan anarkis terjadi,” kata Mahfudz.
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah untuk mengakalkulasikan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Jadi, kata dia, pemerintah bukan malah menganggap upaya pemberian BLT dapat menyelesaikan masalah yang ada. “PKS mendorong pemerintah untuk mencari solusi lain akibat konsekuensi dari rezim subsidi,” ujarnya.
____________________
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar