Kelemahan yang paling lemah dan melemahkan seorang muslim adalah lemah
iman. Dengan mengetahui sebabnya, diharapkan kita mampu mengatasinya,
sehingga iman kita semakin kuat dan kokoh.
Berikut ini 5 sebab kelemahan iman, khususnya pada aktifis dakwah :
Tenggelam dalam Kesibukan Duniawi
Tak seorang pun yang luput dari urusan dunia, termasuk seorang dai.
Bahkan Al-Qur’an sendiri mengingatkan kita agar mencari akhirat tanpa
melupakan dunia. Namun, ketika kesibukan dunia yang menguasai jiwa,
ketika seseorang tenggelam dalam kesibukan duniawi, maka iman akan
melemah segera.
”Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka ampunilah kami.”
Lalai terhadap Faktor Penguat Iman
Lalai dalam mengetahui faktor-faktor yang dapat menguatkan dan
meningkatkan iman kepada Allah adalah sebab melemahnya iman. Yakni
ketika seseorang tidak memahami dan mengamalkan bahwa ibadah, dzikir,
dan kebajikan itulah penguat iman. Saat seseorang menambah kebaikan,
sejatinya ia meningkatkan iman. Sebaliknya, siapa yang memilih
malas-malasan dari beramal kebajikan, pada saat yang sama ia telah
membuat imannya lemah.
Sebagian sahabat berkata, “Iman itu bertambah dan berkurang. Ia
bertambah dengan ketaatan dan zikir kepada-Nya, ia berkurang dengan
kemaksiatan dan lupa kepada-Nya.”
Menumpuknya Aktifitas dan Beban yang Membuat Ruh dan Jiwa Kehilangan Haknya
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang menumpuk -termasuk aktifitas
politik dan kerja-kerja sosial- jika tidak dimenej dengan baik akan
berakibat pada melemahnya iman. Mengapa? Karena padatnya aktifitas dan
menumpuknya beban kerja bisa menjadikan seseorang mengabaikan hak-hak
ruh dan jiwanya. Ketika hak-hak ruhiyah itu tak dipenuhi, kegersangan
jiwa terasa. Hilangnya sikap bijaksana, pudarnya ketenangan dan
kedamaian, dan sempitnya dada adalah indikasi melemahnya iman akibat hak
ruh yang tak tertunaikan ini.
Mengejar Target Dakwah, Melupakan Penguat Iman
Ada sebagian aktifis yang sangat bersemangat dalam aktifitas dakwah
untuk mengejar target-target kuantitas, namun ia lupa faktor-faktor yang
dapat meningkatkan iman. Ia menyeru orang lain, namun meninggalkan
dirinya sendiri. Merasa kesibukan sebagai aktifis dan pekerjaan dakwah
sudah cukup menjamin menguatnya iman.
Aktifitas dan Peran yang Tak Seimbang
Seorang Muslim, khususnya seorang dai, pasti memiliki lebih dari satu
peran dalam hidupnya. Ada peran keluarga sebagai suami (bagi yang sudah
menikah), ayah (bagi yang telah memiliki anak), anak (khususnya bagi
aktifis muda yang belum menikah), karyawan atau pimpinan di tempat
kerja, anggota masyarakat di lingkungannya, organisatoris dan aktifis di
organisasinya yang kadang-kadang lebih dari dua, dan seterusnya.
Ketika aktifitas hanya difokuskan pada satu peran, sementara pada banyak
peran yang lain ia abai kemudian gagal, maka iman bisa melemah karena
ia akan tersibukkan dengan banyak lubang masalah yang ia gali sendiri.
Aktifitas yang seimbang, pemenuhan semua peran dengan seimbang lebih
menjamin seorang aktifis dakwah untuk tidak hanya imannya tak terganggu
dari arah itu, namun juga membuatnya menjadi lebih ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar