Update Berita:

Fiqih Zuhud dan Qana'ah

Akhi wa ukhti fillah,
Kehidupan dunia itu bersifat sementara. Dunia bukan tempat tinggal yang abadi. Allah SWT dan Rasul-Nya telah banyak memberikan informasi kepada kita tentang hakikat dunia. Allah SWT berfirman:

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid : 20)

Akhi wa ukhti fillah...
kehidupan dunia yang sementara ini, harus kita jadikan sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang kekal dan abadi, yaitu kehidupan akhirat. Karena dunia adalah jembatan menuju akhirat. Allah SWT berfirman “Dan carilah dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu kebahagiaan akhirat, namun jangan kamu lupakan bagianmu di dunia...”(QS. Al-Qashah : 77). Dunia adalah mazra'ah (alahn amal) yang kita akan temukan hasilnya kelak. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Oleh karenannya kita sebagai kader dakwah harus mampu membangun amal unggulan dan amal kebaikan di dunia sebagai bekal untuk akhirat kita. Membangun citra diri seorang kader dakwah dengan meningkatkan kekuatan spiritual pada semua marhalah “amal” yang telah dijabarkan Asy-Syahid dalam Majmu'atur Rasail. Salah satu kekuatan spiritual yang harus dimiliki seorang qiyadah (pemimpin) dan kader dakwah ini, khususnya di mihwar muassasi adalah sifat zuhud dan qana'ah.

Akhi wa ukhti fillah...
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Sahl bin Sa'd As-Saidy, ia berkata, “Seseorang telah mendatangi Nabi SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukakanlah kepadaku amalan yang sekiranya aku mengerjakannya, maka Allah dan manusia mencintaiku” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Zuhudlah kamu kepada dunia, niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu pada apa yang dimiliki manusia, niscaya mereka akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)

Akhi wa ukhti fillah...
Kenapa akhlak zuhud dan qana'ah harus difokuskan dan ditekankan pada mihwar muassasi ini? Karena kita sadar betul bahwa di saat dakwah memasuki mihwar ini, peluang-peluang kebaikan dan kemudahan sangat terbuka bagi kita. Pintu-pintu dunia terbuka luas di depan kita. Dan di sisi lain, gesekan-gesekan kepentingan antar kader mulai terasa. Syahwat duniawi mulai tak terbendung merasuki jiwa kita. Hal ini belum pernah kita temukan dan kita rasakan pada mihwar-mihwar sebelumnya. Karena memang sebelumnya belum pernah ada jabatan publik dan jabatan politik yang sangat menggiurkan semua manusia. Sebelumnya rahim dakwah memang belum pernah melahirkan mujahid siyasi (dai politikus) yang sekaligus menjadi enterprenuer muda.

Akhi fillah...
Coba kita renungkan sejenak kondisi saudara-saudara kita yang berebut dan bermusuhan di partai-partai mereka. Tidakkah semua disebabkan faktor dunia ini?

Akhi wa ukhti fillah...
Rasulullah SAW sejak awal mengingatkan para shahabatnya -di mana mereka adalah generasi terbaik umat ini- tentang fitnah kenikmatan dan kelapangan dunia. Tentunya, agar jiwa para shahabat tidak terftinah dengan dunia dan mampu mengendalikannya sebagai sarana meraih kehidupan akhirat. Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya diantara yang paling aku takutkan atas kalian sepeninggalku adalah terbukanya kenikmatan dunia dan perhiasannya atas kalian...” (HR. Bukhari)

“Maka demi Allah, bukan kefakiran yang aku takutkan atas kalian tetapi dihamparkannya dunia sebagaimana yang dialami orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka dan juga akan dihancurkannya sebagaimana mereka.” (HR. Bukhari)

Akhi wa ukhti fillah...
Zuhud bukan berarti harus meninggalkan dunia. Zuhud juga bukan berarti kita tidak diperbolehkan ikut serta dalam panggung politik, meraih jabatan, dan jauh dari dunia usaha. Akan tetapi, yang dimaksud dengan hakikat zuhud adalah penguasaan dunia tanpa harus mengganggu jiwa. Dunia boleh di genggaman kita, tapi tidak boleh melekat dalam hati kita.

Akhi fillah...
Apapun yang kita miliki dari kekayaan yang diberikan Allah, bila kita gunakan dan kita belanjakan untuk membangun amal kebaikan dan amal unggulan dalam bingkai ukhrawi kita, maka hal ini juga termasuk zuhud.

Akhi wa ukhti fillah...
Banyak shahabat dan tabiin yang memiliki harta dan kekayaan yang melimpah ruah. Akan tetapi mereka termasuk orang-orang yang paling zuhud pada masanya. Dari kalangan shahabat lahir tokoh zuhud seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan Saad bin Abi Waqash. Dari kalangan tabiin muncul tokoh yang paling zuhud seperti Abdullah bin Mubarak, Sufyan Ats-Tsauri, dan Al-Laits bin Said, bahkan beliau berkata “Sekiranya kita tidak memiliki harta, maka mereka akan menjadikan kita seperti telapak meja.”

Akhi wa ukhti fillah...
Tidak masalah bila di kalangan kader dakwah pada mihwar muassasi dan mihwar-mihwar selanjutnya banyak yang memiliki harta dan kekayaan yang dihasilkan dari jabatan-jabatan publik, partnership strategic (Rabthul 'Amm) dan amal usaha halal lain. Hanya saja, mereka harus lebih semangat memebrikan kontribusi maaliyah-nya kepada dakwah, selain memenuhi kewajiban yang telah disepakati.

Zuhudnya seorang kader adalah apabila ia senantiasa berlomba-lomba dalam jihad siyasi dengan segala yang dimiliki. Apalagi rezeki dan kekayaan yang diberikan Allah SWT kepada kita, salah satunya pintunya adalah dakwah ini.
Allah SWT berfirman:
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah : 41)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat : 15)

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik harta adalah harta yang baik di tangan orang yang shalih” (HR. Imam Ahmad)

Akhi wa ukhti fillah...
Coba kita renungkan pernyataan para salafus shalih tentang zuhud yang dikutip Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berikut ini:
...Aku mendengar Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, berkata, “Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat di akhirat”
Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Zuhud adalah pendek angan-angan, bukan memakan makanan biasa dan memakai pakaian kasar”
Imam Al-Junaid Al-Baghdadi berkata, “Zuhud itu seperti yang dijelaskan dalam firman Allah, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al-Hadid : 23). Maka, orang-orang yang zuhud adalah orang yang tidak terlalu gembira terhdap dunia yang ada dan tidak bersedih terhadap dunia yang hilang”

Akhi wa ukhti fillah...
Dengan semangat zuhud yang kita lakukan, akan melahirkan soliditas internal yang kuat, harmonisasi sosial, keterpautan hati masyarakat dengan kita, selain terbentuknya kekuatan spiritual di sisi Allah.

Akhi wa ukhti fillah...
Selain sifat zuhud ini, setiap kita jug harus memiliki sifat qana'ah. Qana'ah berarti ridha dengan jatah atau bagian kita, menerima sesuatu yang terjadi dan yang telah ditetapkan Allah, baik yang berkaitan dengan rezeki, jabatan, dan musibah. Qana'ah sangat urgen dimiliki oleh kader pada era mihwar muassasi dan mihwar selanjutnya. Karena qana'ah merupakan benteng jiwa yang mampu menahan arus dan gelombang frustasi, futur, lemah, dan tak berdaya di saat harapan dan keinginan jiwa tak tercapai. Seperti harapan besar kita dalam memenangkan jihad siyasi.

Akhi wa ukhti fillah...
Manifestasi sifat qana'ah dalam diri kader adalah penerimaan dan keridhaan atas kekalahan dan kemenangan setelah melakukan seluruh usaha dan perjuangan. Inilah yang dimaksud dengan qana'ah rabbaniyah yang termaktub dalam hadits “radhiitu billaahi rabban” (aku ridha Allah sebagai Rabb). Menerima dengan penuh keikhlasan atas semua yang terjadi. Allah SWT berfirman:
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS. Al-Hadid : 22-23)

Akhi wa ukhti fillah...
Qana'ah dalam bingkai gerakan dakwah kita juga berarti penerimaan atas keputusan dan kebijakan yang telah diambil dan ditetapkan oleh Qiyadah tandzimiah kita. Inilah yang disebut qana'ah fikriyah. Qanaa'ah ini sangat penting dalam menguatkan soliditas kader, menjaga amal jama'i, dan mengokohkan barisan dakwah.

Dan qana'ah juga berati hilangnya ras iri dan dengki terhadap kondisi saudara kita yang lain. Mungkin ada saudara kita yang telah mendapatkan amanah jabatan, baik yang di legislatif maupun di eksekutif. Ada yang memiliki kekayaan yang melimpah dari hasil kemitraan, partnership, dan pengembangan usaha halal lainnya, maka sebagai kader, kita perlu membersihkan hati dari sifat ghill (iri/dengki). Tidak usah berkomentar dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, seperti “Sama-sama anggota DPR kok beda-beda rezekinya.” bahkan yang urgen, kita melakukan autokritik terhadap diri kita tentang kelemahan dan ketidakberdayaan diri. Inilah inti doa yang diajarkan Allah kepada kita:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."” (QS. Al-Hasyr : 10)

Semoga sifat zuhud dan qana'ah ini senantiasa inheren dan mengkristal dalam jiwa kita sebagai kader dakwah. Agar kita bisa istiqamah dalam berdakwah, bersatu di bawah panji-panji harakah dan bersama merealisasikan cita-cita besar kita, yaitu ustadziyatul 'alam. Wallaahu a'lam bish-shawab. [Sumber : Buku Seri Taujih Pekanan Jilid 2]

Kader Ikhwanul Muslimin Pimpin MPR Mesir

Kairo, Tokoh Muhammad Husni, Ketua Sidang Pembukaan Majelis Syuro (MPR) -beliau termasuk anggota MPR tertua- mengumumkan terpilihnya Dr. Ahmad Fahmi, Profesor Fakultas MIPA (Farmasi) Universitas Zaqaziq, sekaligus anggota Parlemen Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai Ketua Majelis Syuro (MPR) Mesir secara aklamasi.

Beliau satu-satunya calon Ketua MPR hasil lobi antar kekuatan di MPR. Untuk selanjutnya semua anggota menggunakan hak suaranya. Dari hasil penghitungan suara, Dr, Fahmi meraih 175 suara dari total suara sah. Total suara 180, 5 di antaranya tidak sah.

Dr. Fahmi adalah akademisi yang fasih menguasai tiga bahasa, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Jerman.

Semoga dengan terpilihnya kader Ikhwan di MPR Mesir -Ketua DPR Mesir terbaru Al-Katatni juga dari kader Ikhwan- ini melancarkan kerja-kerja konstitusional sehingga mempercepat pemulihan kondisi Mesir ke depannya.

Sebelumnya Parlemen Mesir menyetujui amandemen undang-undang yang mengatur pemilihan presiden yang disodorkan oleh Lembaga Tinggi Militer Mesir, di antara amandemen yang disebutkan adalah bahwa penghitungan dan pengesahan hasil suara di lakukan di TPS untuk selanjutnya diteruskan ke panitia pemilu di atasnya. Ini jelas berbeda dengan pemilu presiden di masa rezim Mubarak, di mana suara tidak pernah dibuka, dihitung dan disahkan di lokasi pemungutan suara. [io]
 ___________
Sumber: al-ikhwan.net

5 Sebab Melemahnya Iman Aktifis Dakwah

Kelemahan yang paling lemah dan melemahkan seorang muslim adalah lemah iman. Dengan mengetahui sebabnya, diharapkan kita mampu mengatasinya, sehingga iman kita semakin kuat dan kokoh.

Berikut ini 5 sebab kelemahan iman, khususnya pada aktifis dakwah :

Tenggelam dalam Kesibukan Duniawi
Tak seorang pun yang luput dari urusan dunia, termasuk seorang dai. Bahkan Al-Qur’an sendiri mengingatkan kita agar mencari akhirat tanpa melupakan dunia. Namun, ketika kesibukan dunia yang menguasai jiwa, ketika seseorang tenggelam dalam kesibukan duniawi, maka iman akan melemah segera.

”Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka ampunilah kami.”

Lalai terhadap Faktor Penguat Iman
Lalai dalam mengetahui faktor-faktor yang dapat menguatkan dan meningkatkan iman kepada Allah adalah sebab melemahnya iman. Yakni ketika seseorang tidak memahami dan mengamalkan bahwa ibadah, dzikir, dan kebajikan itulah penguat iman. Saat seseorang menambah kebaikan, sejatinya ia meningkatkan iman. Sebaliknya, siapa yang memilih malas-malasan dari beramal kebajikan, pada saat yang sama ia telah membuat imannya lemah.

Sebagian sahabat berkata, “Iman itu bertambah dan berkurang. Ia bertambah dengan ketaatan dan zikir kepada-Nya, ia berkurang dengan kemaksiatan dan lupa kepada-Nya.”

Menumpuknya Aktifitas dan Beban yang Membuat Ruh dan Jiwa Kehilangan Haknya
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang menumpuk -termasuk aktifitas politik dan kerja-kerja sosial- jika tidak dimenej dengan baik akan berakibat pada melemahnya iman. Mengapa? Karena padatnya aktifitas dan menumpuknya beban kerja bisa menjadikan seseorang mengabaikan hak-hak ruh dan jiwanya. Ketika hak-hak ruhiyah itu tak dipenuhi, kegersangan jiwa terasa. Hilangnya sikap bijaksana, pudarnya ketenangan dan kedamaian, dan sempitnya dada adalah indikasi melemahnya iman akibat hak ruh yang tak tertunaikan ini.

Mengejar Target Dakwah, Melupakan Penguat Iman
Ada sebagian aktifis yang sangat bersemangat dalam aktifitas dakwah untuk mengejar target-target kuantitas, namun ia lupa faktor-faktor yang dapat meningkatkan iman. Ia menyeru orang lain, namun meninggalkan dirinya sendiri. Merasa kesibukan sebagai aktifis dan pekerjaan dakwah sudah cukup menjamin menguatnya iman.

Aktifitas dan Peran yang Tak Seimbang
Seorang Muslim, khususnya seorang dai, pasti memiliki lebih dari satu peran dalam hidupnya. Ada peran keluarga sebagai suami (bagi yang sudah menikah), ayah (bagi yang telah memiliki anak), anak (khususnya bagi aktifis muda yang belum menikah), karyawan atau pimpinan di tempat kerja, anggota masyarakat di lingkungannya, organisatoris dan aktifis di organisasinya yang kadang-kadang lebih dari dua, dan seterusnya.

Ketika aktifitas hanya difokuskan pada satu peran, sementara pada banyak peran yang lain ia abai kemudian gagal, maka iman bisa melemah karena ia akan tersibukkan dengan banyak lubang masalah yang ia gali sendiri. Aktifitas yang seimbang, pemenuhan semua peran dengan seimbang lebih menjamin seorang aktifis dakwah untuk tidak hanya imannya tak terganggu dari arah itu, namun juga membuatnya menjadi lebih ideal.

Arahan Menkominfo @tifsembiring Soal Penggunaan Jejarang Sosial

Melalui akun twitternya, Menkominfo Tiffatul Sembiring memberikan arahan soal penggunaan jejarang sosial.
  1. Perlu diluruskan: sampai saat ini, belum ada kebijakan sensor twitter di Indonesia. Meskipun di beberapa negara melakuan sensor twitter.
  2. Di awal seminar internet sehat dan aman dg Asia Internet Coalition, di pullman tadi pagi, sy himbau agar pakai internet utk hal2 positif
  3. Hal2 positif Seperti informasi, komunikasi, edukasi, bisnis, riset, persahabatan, pergaulan, ucapan selamat dll.
  4. Hindari hal2 negatif spt. Bulying, penipuan, melecehkan, pornografi, mengancam, perjudian, menjebol akun org lain dll
  5. Saya yakin filter di hati dan pikiran lebih efektif mencegah penyebaran pornografi dan konten negatif lainnya daripada blokir internet.
  6. Pemerintah cq. Kemenkominfo melakukan kampanye, sosialisasi, edukasi, filter konten negatif sesuai UU. Penegakan hukum bagi pelanggar UU
  7. UU ITE 11/2008 ancam 7 th penjara bg pelanggar hukum di internet: penyebaran ponografi, perjudian, mengancam, penginaan SARA, penipuan.
  8. Tidak ada yang salah dari pemantauan twitter, ini sumber terbuka. Sama dengan mengamati berita2 apa saja yang dimuat di surat kabar, tv
________________
Sumber:  Islamedia

Hasan Al Banna Rahimahullah di Mata Para Ulama

Hasan Al Banna merupakan Sosok Ulama asal Mesir yang telah mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan sekaligus menginspirasi perjuangan umat Islam di seluruh belahan dunia. Berikut adalah komentar beberapa Ulama saat ditanya pendapatnya mengenai Sosok Imam Syahid Hasan Al Banna.


1. Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah

الألباني يثنـي على حسن البنا ويذكر فضله
على الشباب المسلم
قال الشيخ الألباني رحمه الله :
وكانت لي بعض [ كلمة غير واضحة ] الكتابية التـحريرية ، مع الأستاذ الشيخ حسن البنا   رحمه الله ولعل بعضكم - بعض الحاضرين منكم - يذكر أنه حينما كانت مجلة ( الإخوان المسلمون )  تصدر في القاهرة، وهي التي تصدر طبعاً عن جماعة الإخوان المسلمين، كان الأستاذ سيد سابق بدأ ينشر مقالات له في فقه السنّة، هذه المقالات التي أصبحت بعد ذلك كتاباً ينتفع فيه المسلمون الذين يتبنون نهجنا من السير في الفقه الإسلامي على الكتاب والسنة .
     هذه المقالات التي صارت فيما بعد كتاب ( فقه السنة ) لسيد سابق، كنتُ بدأت في الاطلاع عليها، وهي لمّا تُجمع في الكتاب، وبدت لي بعض الملاحظات، فكتبتُ إلى المجلة هذه الملاحظات، وطلبتُ منهم أن ينشروها فتفضلوا، وليس هذا فقط ؛ بل جاءني كتاب تشجيع من الشيخ حسن البنا رحمه الله ، وكم أنا آسَف أن هذا الـكتاب ضاع مني ولا أدري أين بقي..
ثم نـحن دائماً نتـحدث بالنسبة لحسن البنا - رحمه الله - فأقول أمام إخواني ، إخوانا السلفيين، وأمام جميع المسلمين ، أقول: لو لم يكن للشيخ حسن البنا - رحمه الله - من الفضل على الشباب المسلم سوى أنه أخرجهم من دور الملاهي في السينمات ونـحو ذلك والمقاهي، وكتّلهم وجمعهم على دعوة واحدة، ألا وهي دعوة الإسلام ، لو لم يكن له من الفضل إلا هذا لكفاه فضلاً وشرفاً..هذا نقوله معتقدين ، لا مرائين، ولا مداهنين.

“Dahulu saya memiliki (ucapan tidak jelas) Al Kitabiyah At Tahririyah, bersama Al Ustadz Asy Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah barangkali sebagian kalian –sebagian hadirin diantara kalian- ingat ketika majalah Al Ikhwan Al Muslimun terbit di Kairo, yang diterbitkan oleh penerbitan Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin. Saat itu Al Ustadz Sayyid Sabiq pertama kali menyebarkan artikelnya tentang Fiqhus Sunnah, setelah itu artikel ini menjadi tulisan yang bermanfaat bagi kaum muslimin  dengan mengambil   metode dalam Fiqih Islam, sesuai metode Al Quran dan As Sunnah.

Artikel ini pada akhirnya menjadi kitab Fiqhus Sunnah yang dikarang Sayyid Sabiq, saya pun mulai menela’ahnya, yakni ketika dia terkumpul menjadi buku. Saya memulai memberikan beberapa catatan, lalu saya menulisnya di Majalah, saya meminta mereka untuk menyebarkan dan memperbanyaknya, bukan hanya ini, bahkan sampai kepada saya tulisan yang memotivasi dari Syaikh Hasan Al Banna Rahimahullah, tetapi betapa saya sangat menyesali bahwa tulisan tersebut hilang, saya tidak tahu kemana sisanya …. 

Kemudian kita selalu berbicara tentang Hasan Al Banna Rahimahullah, maka saya katakan kepada saudara-saudaraku, saudara-saudara salafiyin, di depan semua kaum muslimin: seandainya Syaikh Hasan Al Banna –rahimahullah- tidak memiliki jasa dan keutamaan terhadap para pemuda muslim selain bahwa beliau menjadi sebab yang mengeluarkan mereka dari tempat-tempat hiburan, bioskop dan kafe-kafe yang melalaikan, lalu mengumpulkan dan mengajak mereka di atas dakwah yang satu, yakni dakwah Islam, -seandainya beliau tidak memiliki lagi keutamaan kecuali hanya perkara ini-, maka ia sudah cukup sebagai satu keutamaan dan kemuliaan. Ini saya katakan bersumber dari sebuah keyakinan, dan bukan untuk mencari muka dan tidak pula sekedar basa-basi". (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 50)



2. Asy Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin Rahimahullah

Beliau adalah ulama Kerajaan Arab Saudi, berikut ini teksnya :

قال الشيخ ابن جبرين حفظه الله :
( هناك قوم اشتغلوا ببعض الأموات، مثل: سيد قطب، وحسن البنا.
الواجب أنهم يُلخّصون أخطاءهم ويـحذِّرون منها، وأما حسناتهم فلا يدفنوها، ولا يَقدح فيهم لأجل تلك الأخطاء أو تلك الزلات، لأن لهم حسنات..
إذا كانوا يذكرون السيئات، وينسون الحسنات؛ صدق عليهم قول الشاعر:
ينسى من المعروف طوداً شامخاً.... وليس ينسى ذرة ممن أساء
 فيـجب أ ن تُلخَّص الأخطاء، وأن يـحذَّر منها، وبقية علومهم يُستفاد منهم )

             
Berkata Asy Syaikh Ibnu Jibrin Hafizhahullah:[1]
“Ada kaum yang sibuk terhadap sebagian orang yang sudah wafat semisal Sayyid Quthb dan Hasan Al Banna. Yang wajib adalah mengoreksi kesalahan mereka  dan memperingatkan darinya, ada pun kebaikannya maka janganlah ditutup-tutupi, dan janganlah mencela mereka karena kesalahan-kesalahan itu atau ketergelincirannya, karena mereka memiliki banyak kebaikan …..
Jika mereka (kaum itu) hanya menyebutkan kejelekan dan melupakan kebaikannya, maka benarlah apa yang dikatakan oleh penyair:
Melupakan kebaikan adalah kesombongan yang memberatkan
Namun dia tidak lupa dengan kejelekan walau sebesar atom
Maka, wajib memurnikan kesalahan mereka dan memperingatkan darinya, dan ilmu-ilmu mereka yang lainnya dapat diambil faidahnya …” (Lihat Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyyah, Hal. 51)



3. Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah Ta’ala


Beliau adalah ulama Kerajaan Saudi Arabia, anggota Al Lajnah Ad Daimah (semacam komisi fatwa di Indonesia), berikut ini teksnya:
رأي العلامة ابن قعود رحمه الله
في حسن البنا
قال العلامة عبد الله بن قعود رحمه الله :
وأنا عندي أن البنا رحمه الله تعالى قام بدور أرجو الله أن يغفر له وأن يضاعف أجره ، والحقيقة أنه حرَّك الدعوة في مصر وانتشرت منه إلى غير مصر على ما له فيه من نقص لكن له السبق ، له السبق في تربية الشباب وفي تـحريك الشباب والناس
 إذا ربنا أكرمهم أكثر مما كانوا فالشباب الآن أصبحوا شباب سنة أكثر من ذي قبل وشباب التزام أكثر من ذي قبل والخير فيهم أكثر مما كان في بدايات ( الإخوان ) بلا شك لكن هناك بدؤوا في وقت تكاد تكون لا شيء ، فلا ينسى للناس فضلهم .
المرجع : شريط ( وصايا للدعاة – الجزء الثاني ) للشيخ العلامة عبد الله بن حسن ابن قعود رحمه الله


Berkata Al ‘Allamah Abdullah bin Qu’ud Rahimahullah:
“Bagi saya, sesungguhnya Al Banna Rahimahullah Ta’ala telah menjalankan tugasnya, saya harap semoga Allah mengampuninya dan melipatgandakan pahala baginya.
Pada kenyataannya, dialah yang menggerakan dakwah di Mesir dan menyebarkannya ke luar Mesir di atas sesuatu yang masih ada kekurangan, tetapi dia telah mendahului. Dia telah mendahului dalam mentarbiyah para pemuda dan dalam menggerakan para pemuda dan manusia.
Rabb kita telah memuliakan mereka lebih banyak dari sebelumnya. Lalu  pemuda sekarang  menjadi pemuda sunah yang  lebih banyak daripada sebelumnya,  dan pemuda yang memiliki komitmen  lebih banyak daripada sebelumnya, dan kebaikan pada mereka lebih banyak daripada  permulaan masa (Al Ikhwan), tanpa diragukan lagi.  Tapi mereka (Al Ikhwan) memulai pada saat hampir belum ada apa-apa, maka janganlah manusia   melupakan keutamaan yang mereka miliki …” sumber: kaset Washaya Lid Du’ah, Juz. 2. (Mudzakarah Al Watsaiq Al Jaliyah, Hal. 53)


4. Asy Syaikh Manna’ Khalil Al Qaththan Rahimahullah

Ulama terkenal, pakar Tafsir dan Hadits. Mantan Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan dosen paska sarjana di Universitas Muhammad bin Su'ud, Saudi Arabia. Ia berkata:
"Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan Al Banna dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini tanpa diragukan. Tidak seorang pun dari lawan- lawannya dapat mengingkari jasa gerakan ini dalam membangkitkan kesadaran di seluruh dunia Islam. Maka dengan gerakan ini ditumpahkan segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam, menjunjung syariatnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya, dan mengembalikan kekuasaannya. Apa pun yang dikatakan mengenai peristiwa¬peristiwa yang terjadi atas jamaah ini namun pengaruh intelektualitasnya tidak dapat diingkari oleh siapa pun juga." (Istilah Asy Syahid asli dari Syaikh Manna' sendiri. Lihat Studi Ilmu-Ilmu Al Qur'an, hal. 506)

5. Asy Syaikh Muhammad Amin Al Husaini Rahimahullah

Beliau adalah mufti besar Palestina pada zamannya. Ia berkata:
 "Sesungguhnya, sifat yang sangat menonjol pada diri AI Banna adalah Ikhlas yang mendalam, otak yang cemerlang, dan kemauan yang keras. Semua itu diperindah dengan kemauan yang kuat." (Syaikh Badr Abdurrazzaq Al Mash, Manhaj Da'wah Hasan Al Banna, hal. 89).
 Ia juga berkata, "Asy Syahid Hasan Al Banna dan para pengikutnya telah memberi sumbangan besar bagi Palestina. Mereka mempertahankannya dengan berjuang keras dan cita-cita mulia. Semuanya merupakan karya nyata dan kebanggaan yang ditulis dalam sejarah jihad dengan huruf yang terbuat dari cahaya." (Istilah Asy Syahid adalah asli dari Syaikh Amin al Husaini. Ibid, hal. 141-142)


6. Asy Syaikh Hasanain Makhluf Rahimahullah.

Beliau adalah mantan mufti Mesir pada zamannya. Ia berkata:
"Syaikh Hasan Al Banna semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menempatkannya bersama para shalihin- adalah salah seorang tokoh Islam abad ini. Bahkan ia merupakan pelopor jihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Beliau berdakwah dengan menempuh manhaj yang benar, meniti jalan yang terang yang diterjemahkannya dari Al Qur'an, Sunnah Nabi, dan ruh tasyri' Islam. Beliau melaksanakan semua itu dengan penuh hikmah, hati-hati, dan sabar, dan 'azzam yang kuat sehingga da'wah islam menyebar ke seluruh penjuru Mesir dan negeri-negeri Islam serta banyak orang bergabung di bawah bendera da'wahnya." (Ibid, hal. 91)

7. Kesaksian Da'i terkenal, ‘Alim Rabbani, Al 'Allamah Abul Hasan Ali Al Hasani An Nadwi Rahimahullah.

Ia berkata dalam pengantar buku Mudzakkirat Da'wah wa Da'iyah-nya Imam Hasan Al Banna:

"Pengarang buku ini termasuk di antara pribadi-pribadi yang kami katakan memang sengaja dipersiapkan qudrah ilahiyah (kekuasaan Allah), dibentuk tarbiyah rabbaniyah, kemudian dimunculkan pada waktu dan tempat yang ditentukan.
Setiap orang yang membaca buku ini dengan dada bersih, sikap obyektif, jauh dari sikap fanatik, dan keras kepala pasti yakin bahwa pengarangnya adalah seorang yang memang dipersiapkan untuk dihibahkan (bagi umat manusia) yang bukan hanya tiba dan muncul begitu saja. Ia bukan sekadar produk sebuah lingkungan atau sekolah; bukan sekadar produk sebuah upaya keras, dan bukan produk dari sebuah percobaan. Ia merupakan salah satu produk dari taufik dan hikmah ilahiyah yang menaruh perhatian besar terhadap agama dan umat ini." (Syaikh Hasan Al Banna, Memoar Hasan Al Banna untuk Da'wah dan Para Da'inya, kata pengantar)

Dan masih banyak lagi selain mereka yang memberikan pandangan positif bagi Al Imam Hasan Al Banna Rahmatullah ‘Alaih. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam

Farid Nu’man Hasan
_________________________

[1] Saat itu Beliau masih hidup, sehingga menggunakan hafizhahullah (semoga Allah menjaganya), saat ini Beliau sudah wafat dan biasanya untuk orang wafat kita mendoakannya dengan rahimahullah.

PKS dan AK Parti (Turki) Saling Belajar

Jakarta - Kemenangan AK Parti dalam tiga pemilu terakhir di Turki menginspirasi PKS untuk belajar banyak dari partai yang dipimpin oleh Recep Tayiv Erdogan ini. Karena itu PKS mengundang pimpinan AK Parti untuk berbagi pengalaman dengan pengurus PKS, baik di pusat maupun daerah.

Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri (BHLN) DR. Taufik Ramli Wijaya menyatakan, apa yang telah diraih AK Parti, dengan terus memperoleh suara mayoritas dalam tiga pemilu terakhir di Turki merupakan fenomena. "Kita ingin belajar banyak  bagaimana mereka memperoleh kemenangan," kata Taufik dalam acara Coffee Morning bertajuk Kiat Partai Politik Meraih Dukungan; Studi Kasus Keberhasilan AK Parti di Turki, Jumat (24/2) di kantor DPP PKS, Jakarta.

Taufik menyampaikan, AK Parti sebagiamana halnya PKS merupakan partai yang baru lahir. "Umurnya baru 10 tahun. Namun dalam usia yang masih relatif muda AK Parti berhasil menjadi partai berkuasa," ujar Taufik.

Menjawab pertanyaan tentang kiat keberhasilan meraih dukungan, Adam Ali Yilmaz, Ketua Bidang Kepemudaan AK Parti mengatakan, penokohan merupakan kunci keberhasilan AK Parti. Erdogan, kata Adam, merupakan tokoh yang sangat dikagumi di Turki.

"Sekitar 70 persen kemenangan AK Parti ditentukan oleh ketokohan Erdogan," jelas dia.

Kunci keberhasilan lainnya adalah AK Parti selalu berusaha dekat dengan rakyat, berusaha memberikan solusi terhadap beragam persoalan yang dihadapi masyarakat.

Dalam kesempatan diskusi coffee morning dengan wartawan dan pengurus PKS itu Adam mengemukakan, meskipun sudah menjadi partai pemenang, AK Parti tetap ingin belajar dan menimba pengalaman dari partai-partai lain di dunia, termasuk dari PKS.

"Kami juga ingin belajar dari PKS. Karena PKS dikenal cukup baik dalam hal kaderisasi dan pembinaan kaum muda," urai Adam.

Kehadiran pengurus AK Parti ke PKS merupakan kunjungan balasan. Sebelumnya sejumlah pengurus PKS sudah melakukan kunjungan ke kantor AK Parti, baik di Ankara maupun Istanbul. Bahkan PKS sempat  mengirimkan tim observer dalam  Pemilu Turki beberapa waktu lalu. Salah satu kegiatannya adalah mempelajari manajemen kampanye AK Parti.


Kerjasama

Selain dengan AK Parti, PKS juga menjalin hubungan dan komunikasi dengan Partai Komunis Cina (PKC), Partai Buruh Australia, Partai Buruh dan Partai Konservatif di Inggris dan sejumlah partai lainnya di Eropa, Asia, dan Afrika.

Menurut Ketua BHLN DPP PKS Budiyanto, PKS terus berusaha meningkatkan jalinan hubungan dengan partai-partai di luar negeri. Tujuannya selain untuk sharing pengalaman juga kerjasama dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan bidang sosial lainnya.

Sumber: pks.or.id

Hidayat Nur Wahid: Survei LSI ke PKS Selalu Salah

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) punya pengalaman panjang dengan Lembaga Survei Indonesia Indonesia (PKS) yang menempatkan posisi partai ini selalu terendah.

“Sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, LSI menempatkan PKS dalam surveinya dalam posisinya yang rendah, tetapi hasilnya PKS mendapat tiga kali lipat yang disurvei LSI,” kata Anggota Dewan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kepada itoday, Selasa (21/2).

Kata Hidayat, saat dirinya menjadi Presiden PKS, sebelum Pemilu 2004, LSI pernah mengeluarkan survei bahwa suara PKS naik tidak akan lebih dari tiga persen. “Justru dalam Pemilu 2004, suara PKS sekitar 7,4 persen,” ungkapnya.

Menurut Hidayat LSI bukan kitab suci, surveinya bukan kebenaran bahkan tiga kali telah meleset semuanya. “bukan berati PKS boleh berandai-andai atau mengabaikan, ini penting untuk dijadikan pemicu agar PKS bekerja lebih efektif dan giat lagi, masih ada waktu yang panjang, dan PKS akan membuktikan survei LSI yang sekian kalinya salah,” papar Hidayat.

Lanjutnya, survei tidak boleh dijadikan hantu yang membuat PKS maupun partai lain menjadi ketakutan, panik menjadi sepenuhnya gagal. “Tidak boleh menjadikan survei itu segala-galanya. kalau survei yang menentukan buat apa pemilu,” pungkasnya.
 
Sumber:  BeritaPKS

Agar Futur Tidak Menghantui

Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146).

Saudaraku…

Pengikut yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana, ujian, ketidakberuntungan yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar.

Ada fenomena kelesuan atau futur dalam dimensi aqidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi hidup, lebih berorientasi pada materi duniawi an sich. Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya disiplin -indhibath- terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah (harian). Adapun dalam dimensi fikriyah terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu. Di sisi lain pergeseran adab islami menyelimuti akhlaq mereka, belum lagi rasa jenuh dalam mengikuti aktivitas tarbawiyah atau pembinaan keislaman dan hubungan yang terlalu longgar antar lawan jenis.

Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun, kadang pula meninggi. Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para muharrik (orang yang bergerak) menemui jalan yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada muharrik. Suatu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman. Tabiat manusia memang menggariskan demikian.

Dalam kondisi iman yang turun ini, para muharrik kadang terkena satu penyakit yang membahayakan kelangsungan gerang langkah dakwah. Yaitu penyakit futur atau kelesuan.

Saudaraku…

Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak atau diam setelah bergerak, atau malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh.

Terjadinya futur bagi muharrik, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Asal saja tidak mengakibatkan terlepasnya muharrik dari roda dakwah. Hanya malaikat yang mampu kontinyu mengabdi kepada Allah dengan kualitas terbaik.

Firman Allah, “dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20)

Karena itu Rasulallah sering berdoa:

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu.”

Penyebab Futur

Walaupun futur merupakan hal yang mungkin terjadi bagi muharrik, ada beberapa penyebab yang dapat menyegerakan timbulnya:

Pertama, berlebihan dalam din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)


Berlebihan pada suatu jenis amal akan berdampak kepada terabaikannya kewajiban-kewajiban lainnya. Dan sikap yang dituntut pada kita dalam beramal adalah washathiyyah atau sedang dan tengah-tengah agar tidak terperangkap dalam ifrath dan tafrith (mengabaikan kewajiban yang lain).

Dalam hadits yang lain Rasul bersabda:

“Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim)

Karena itu, amal yang paling di sukai Allah swt. adalah yang sedikit dan kontinyu.

Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)

Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara keseluruhan hal ini bisa menghalangi dalam amal dakwah.

Ketiga, memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah (Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari organisasi atau berjamaah)


Jauhnya seseorang dari berjamaah membuatnya mudah didekati syaitan. Rasul bersabda: “Setan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya.” (H.R. Ahmad)

Jika setan telah memasuki hatinya, maka tak sungkan hatinya akan melahirkan zhan (prasangka) yang tidak pada tempatnya kepada organisasi atau jamaah. Jika berlanjut, hal ini menyebabkan hilangnya sikap tsiqah (kepercayaan) kepada organisasi atau jamaah.

Dengan berjamaah, seseorang akan selalu mendapatkan adanya kegiatan yang selalu baru. Ini terjadi karena jamaah merupakan kumpulan pribadi, yang masing-masing memiliki gagasan dan ide baru. Sedang tanpa jamaah seseorang dapat terperosok kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu imam Ali berkata: “Sekeruh-keruh hidup berjamaah, lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.”
 
Keempat, sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan kehidupan akhirat)

Saudaraku…

Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal berupa keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”

Kelima, melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian)

Pelaksanaan ibadah secara tekun, membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Selalu terjaga komunikasi sambung rasa antara ia dengan Allah swt. Ini membuatnya mempersiapkan kondisi ruhiyah atau spiritual yang baik sebagai dasar untuk bergerak dakwah. Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat seseorang terjerumus untuk sedikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah. jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat kepada Allah. kadang hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk berbicara kepada hati. Dakwah yang benar, selalu memulainya dengan memanggil hati manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan ibadah membuatnya sedikit memiliki cahaya.

Allah berfirman: “Barang siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 40)

Keenam, masuknya barang haram ke dalam perut (Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi haram)

Ketujuh, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. (Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah)

Setiap perjuangan selalu menghadapi tantangan. Haq dan bathil selalu berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada orang-orang Pendukung Islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam suatu “fitnah”. Dalam bahasa Arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang digunakan untuk menggambarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya. Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para pelaku dakwah. Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shadiqin dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara ia tidak siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam perjuangannya. Dan itu membuat futur. Allah Berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (Al-Ahqaf: 14)

Kedelapan, bersahabat dengan orang-orang yang lemah (Berteman dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah)

Kondisi lingkungan (biah) dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik. Akan tumbuh suasana ta’awun atau tolong-menolong dan saling menasihatkan. Sementara teman yang buruk dapat melunturkan hamasah (kemauan) yang semula telah menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda:

Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat salah seorang di antara kalian siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)

Kesembilan, spontanitas dalam beramal (Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i)

Amal yang tidak terencana, yang tidak memiliki tujuan sasaran dan sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Hanya akan timbul kepenatan dalam berdakwah, sementara hasil yang ditunggu tak kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal (sistematika kerja). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal.

Kesepuluh, jatuh dalam kemaksiatan (Meremehkan dosa dan maksiat)

Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi, sulit diharapkan seorang juru dakwah mampu beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri sendiri pun sulit.


Cara Mengobati Kelesuan

Saudaraku…


Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.

Pertama, jauhi kemaksiatan

Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia.” (Thaha: 81)

Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman:

“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (Al-A’raf: 96)

 
Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam
Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku dakwah untuk selalu berhubungan dengan Allah swt. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.

Allah berfirman:

“Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan: 63-64)

Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik
Dalam banyak hadits Rasulullah saw. banyak menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah swt. lebih memperhatikan doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah, Zulhijjah, Muharram, rajab dll. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah.

Keempat, menjauhi hal-hal yang berlebihan.
Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai dengan kemampuannya.

Firman Allah:

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabun: 6)

Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfirman:

“Demikianlah kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan (adil) dan pilihan. (Al-Baqarah: 143)

Kelima, melazimi Jamaah

“Berjamaah itu rahmat, Firqah (perpecahan) itu azab.” demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya surga, hendaklah ia melazimi jamaah.”

Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majelis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan rutinitas.

Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang
Saudaraku…

Pengetahuan pelaku dakwah dan pejuang akan tabiat jalan yang hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, akan membuatnya siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan datang. Allah berfirman:

“Dan beberapa banyak Nabi yang berperang bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja.

Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah menjadi harakatul muntijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan pejuang, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua telah dimengerti, insya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan.

Kedelapan, memilih teman yang shalih

Rasulullah bersabda:
“Seseorang tergantung pada sahabatnya, maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)

Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang mubah

Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan rekreatif serta memberikan hak badan secara cukup mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan.

Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka 
Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”

Saudaraku…

Ketahuilah, bahwa futur menyebabkan jalan dakwah yang harus di tempuh menjadi lebih panjang, sebab tidak mendapatkan ma’iyatullah (kebersamaan dan pembelaan Allah) dan daya intilaq (lompatan) kita menjadi lebih berat, baik karena borosnya biaya dan rontoknya para pejuang dan penyeru dakwah. Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita, Amin. Wallahu a’lam bis shawab
 

Panggilan Bilal untuk PKS

Bagi kami kader partai dakwah, pks, shalat berjamaah di Masjid, adalah identitas diri, begitulah para tetangga, masyarakat mengenal kami. dan begitu jugalah cara bangunan bangunan Rumah Allah itu mengenali kami. identitas yang tidak pernah kami pilih sebagai identitas kader, melainkan identitas yang secara alamiah dilekatkan masyarakat kepada kami. identitas itu adalah identitas milik Ummat Islam semuanya.

Bagi kami, kader pks, shalat berjamaah di masjid adalah waktunya kami menjumpai saudara saudara kami, menyambung lagi silaturahim, dan memperkuat rasa dengan dengan para tetangga, dari golongan manapun, dari partai apapun. lima kali sehari, sesering itulah kami diperintahkan menemui saudara saudara kami, menatap wajah wajah cahaya itu, pak marbot, pak imam.. dan menyerap sebanyak mungkin semangat dari wajah wajah cahaya tadi.

Bagi kami, kader pks, Shalat berjamaah di masjid adalah kewajiban harga mati dari Allah, yang kemudian menjadi tugas struktural partai. yang setiap pekan selalu di evaluasi konsistensinya. dan disana, dalam kelompok pengajian pekanan tersebut, hadirlah budaya malu, sebelum malu itu disajikan dalam sidang hari akhirat. kami evaluasi dulu disini.

Panggilan bilal, adalah panggilan Allah. bukan panggilan Polisi, atau Presiden. maka kami, kader pks selalu diingatkan untuk mengindahkan panggilan itu, dimanapun kami berada, sedang apapun kami. Allah menyukai hambanya yang mengambil keringanan, tapi dalam koridor syar'i, perjalanan tak menghalangi kami mengunjungi rumah rumah Allah yang tersebar, ada dimana mana itu. menembus gerimis adalah kenikmatan bagi kami, deras sekalipun, telah lama kami mengenal payung. karena saat hujan itulah, dan di rumah Allah lah, kami mendapatkan posisi paling kuat daya tawarnya, untuk kami mengajukan harapan padaNya.

Dan bagi kami kader pks, masjid adalah tempat kami meminta kemenangan, menyusun proposal kemenangan dakwah. disanalah harapan harapan kami menemukan pintu terdekatnya.

Bagi kami, kader pks, shalat wajib di rumah itu, jauh lebih berat ketimbang melangkahkan kaki kami ke masjid. shalat di tengah atau akhir waktu itu memerlukan energi jauh lebih besar dari pada ketika kami, tinggal datang ke masjid. karena disana semangat semangat jama'ahnya bersinergi membentuk kehusyukannya sendiri. semangat menjadi yang paling disiplin dimata Allah..

Dan kami tidak ingin semudah itu digolongkan sebagai orang orang munafik, hanya karena kami tertinggal Isya dimasjid, atau shubuh..
na'udzubillah, kami bukan termasuk golongan orang orang munafik.
kami bisa bayangkan bagaimana muaknya Hudzaifah ibnu Yaman, ketika Rasulullah membisikinya, daftar orang orang munafik itu.

Dan karena shalat berjamaah di masjid ini adalah identitas yang sudah dihadiahkan oleh masyarakat pada kami, kader pks. maka tak peduli sedang bagaimana kondisi hati kami, kami akan menjaga amanah identitas itu. sebagai modal paling utama buat kami untuk mengajak seluruh tetangga kami untuk memenuhi rumah rumah Allah tersebut.

Dan pada akhirnya, Masjidlah, tempat kami melepas lelah aktifitas dakwah kami. mengisi lagi energi raga kami yang terbatas ini. dengan energi ruhiyah. menata hati kami biar selalu terjaga keikhlasan kami memwujudkan Islam sebagai Rahmatan lil Alamin. merebut kemenangan kemenangan dakwah, untuk membuka sebesar besarnya kemanfaatan, perbaikan, keadilan dan kesejahteraan.

Dan pak guru mengajak: "anak anak, ayo ke masjid"
para pelajar mengajak: "teman teman ayo ke masjid"
buruh bersuara: "rekan rekan, kita rehat shalat Dzuhur dulu di masjid"
pedagang, pns dan seterusnya...

Taujih Anis Matta pada Rakornas PKS Indonesia Timur di Makassar

Taujih ustadz Anis Matta Sekjen PKS pada Rakornas PKS Wilayah Indonesia Timur di Makasar 17 Februari 2012.

Rangkuman taujih ini kami himpun dari twit @pksmakkah selamat menyimak…
  • Kita berkumpul disini untk meyakinkan diri kita bhwa insya Allah kita akan menang.
  • Karena disini kita bersyura, mengumpulkan hati kita & menyusun perencanaan.
  • Ini yg disebut dlm al quran: fa idzaa azamta fa tawakkal alallah! Kita sedang bertekad, ada 600 hati yg ada di sini.
  • Tekad itu energi bagi fikiran untk menjadi tindakan
  • Azam & Tawakkal bersanding, karena keduanya adalah tekad, 1 dari bumi dan 1 dari langit
  • Kenapa Allah menggunakan kata Azam? Krna semua reallitas pd awalnya berawal di alam fikiran
  • Jika kemenangan itu sdh ada dlm hati dan fikiran, maka ia akan mewujud dlm kenyataan
  • Diayat lain Allah menyandingkan azam & sakinah. Sakinah itu kemantapan hati
  • Jd yg pertama ada sebelum kemenangan itu adalah kemantapan hati
  • Jk ada kemantapan dlm hati kita ikhwah sekalian, maka kemenangan itu sdh dekat
  • Jd jika kita ingin mengetahui apakah kita akan menang 2014 nanti, antum bs tahu skrg!
  • Maka peganglah dada antum, dan rasakan adakah kemantapan hati akan kemenangan itu atau tidak!
  • Sebelum badar, kaum muslimin ditidurkan oleh Allah, dan esoknya mereka dipenuhi kemantapan hati!
  • Jika Allah mentakdirkan ssuatu, mk Allah menciptkan sebab2nya
  • Perhatikan sekitar antum, apakah terasa sebab2 kemenangan untuk antum?
  • Karena antum diciptkan untk menjadi saksi2 (litakuunu syuhada) bg manusia!
  • Kita yakin dg cita2 besar itu, krna kita akan menjadi saksi2 atas manusia.
  • Kalau hanya sekedar tujuan electoral, itu persoalan mudah, sebab ilmunya saintifik, semua org bs pakai!
  • Ttapi jk kita melaksanakn takdir kita sbg syahadah alannas, maka kerja2 kita bukan soal angka2
  • Krna itu kerja2 kita hrslah menjadi sesuatu yg dpt di RASA, bukan sekedar dihitung2.
  • Hasil2 dakwah kita adalah sesuatu yg dpt dirasa, ketakutan mnjadi rasa aman, kemarahan mnjdi ketenangan
  • Saat ini kita ibarat mendaki gunung, ke atas masih tampak jauh, tp ke bawah lebih jauh lagi.
  • Saat ini bagi kita tak ada pilihan lain, kita harus maju mencapai puncak!
  • Bnyk org bertanya2, akan spt apa masa depan PKS dg beban ideologi yg diembannya
  • Tp sederhana menjawabnya. Cukup mengajukan pertanyaan: pernahkah Islam itu memimpin dunia?
  • PERNAH!!! Dan oleh karena itu kita meyakini bhwa capaian itu pasti bisa diulangi!
  • Keraguan soal itu hanya menimpa mereka yg menggunakan logika electoral semata. Bhwa judul Islam itu tdk menjual dlm politik
  • Sebab mreka mengalami kegalauan narasi. Bg kita narasi itu jelas, bhwa islam pernah menyatukan agama, pasar & politik
  • Krna narasi itu pernah terwujud dlm realitas, maka sesungguhnya semua itu dpt diwujudkan kembali!
  • Karena itu Allah mengingatkan, janganlah lemah dan janganlah sedih wa antumul a’lawna inkuntum mukminin!
  • Dan kemantapan hati itu dpt dilihat dari sorotan mata antum yg tajam!
  • Mata yg tajam itu akan menembus mata yg mentapanya dan turun ke hatinya.
  • Sekarang antum rasakan, apakah yg dirasakan org lain ketika bertemu antum… Apakah gembira atau malah sedih?
  • Islam ini datang memberikan berita gembira, memberikan harapan!
  • Dan tugas kita adalah menghilangkan kesedihan, rasa takut & kemarahan, itulah sakinah!
  • Jika antum memiliki sakinah, maka tugas kita adalah menghadirkan sakinah bagi masyarakat kita
  • Maka salah satu indikator kemenangan adlah ketika org merasa ada sakinah/harapan ktika dekat dg kita
  • Yg org ingin tahu adalah apa yg akan mereka rasakan ketika dekat dg antum, atau jika PKS menang!
  • Kekuatan utama untk mendptkan follower adlh narrative intelligence, kemampuan menjelaskan
  • Oleh karena itu antum mesti memiliki kemampuan menerjemahkan narasi ini dlm bnyk perspektif
  • Misalnya agenda mainstreaming keluarga, perlu menggunakan kemampuan menerjemahkan yg baik agar org yakin!
  • Jadi ini masalah bagaimana cara kita meyakinkan orang!
  • Jd tdk ada yg salah dg apa yg kita yakini, ttapi cara kita meyakinkan org yg kurang tepat!
  • Milikilah perasaan, bahwa apa yg kita lakukan sejauh ini adalah proses shifty of civilization, peralihan peradaban
  • Bukan hanya kerja2 untuk meraih kursi, itu sesuatu yg sangat kecil. Tp rasakanlah kerja2 itu sbg merakit kerja besar
  • Saat ini ada 2 peradaban yg sedang berganti, yg 1 akan mati dan 1 lg akan bangkit
  • Baik peradaban yg akan mati maupun yg akan bangkit keduanya diawali oleh kekacauan
  • Seperti bayi yg baru lahir menimbulkan tangisan, tangisan itulah kekacauan peradaban yg sedang ingin lahir
  • Kekecauan yg terjadi di timur tengah sebelum jatuhnya para diktator adalah kekacauan yg mengawali lahirnya sbh peradaban
  • Peradaban barat jg sedang mengalami kekacauan, kekacauan menjelang kejatuhan peradaban mereka
  • Krisis Ekonomi barat, hanyalah efek kecil dari sebuah kerusakan yg lbh besar dan dalam, yaitu “penyakit degeneratif”
  • Penyakit Degeneratif, adalah hasil dari sebuah sistem yg salah sjak awalnya, yaitu membunuh kehidupan
  • Mereka membatasi kehidupan & kelahiran, krna mereka meyakini bhwa sumberdaya yg tersedia lbh sedikit dr jmlh manusia
  • Inilah tuduhan mereka yg paling keji thd Allah! Seolah2 Allah tdk teliti menciptakan sumberdaya & manusia tdk seimbang.
  • Padahal Allah yg membagikan rezki kpd setiap ciptaan-Nya, dan Dia pula yg memegang kunci2nya
  • Dulu di masa Nabi, Arab itu sdh memiliki kandungan minyak yg melimpah, ttapi tdk digunakan, krna Allah belum berikan ilmunya
  • Baru sekitar 100 th yg lalu manusia diberi sedikit ilmu ttg minyak, & itu sdh menjadi solusi bg banyk kebutuhan semua manusia
  • Kemudian Allah memberikan sedikit ilmu ttg komunikasi, betapa bnyk org yg kaya karenanya & menjadi solusi persoalan2 manusia
  • Ilmu yg diberikan Allah itu msh sedikit, dan mereka sdh menuduh Allah tdk mampu menyediakan rezki yg cukup bg ciptaan-Nya!
  • Pdhal mereka bahkan blum sampai pd ilmu yg ada di zaman Nabi Sulaiman, dimana kargo dpt dipindahkan realtime spt SMS
  • Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka itu!
  • Padahal Allah memiliki cara sendiri untuk membagi2kan rezkinya kpd seluruh kehidupan yang diciptakan-Nya
  • Kesalahan mendasar barat inilah yg membuat peradaban mereka kini di ambang kehancuran
  • Dimana tdk ada lg suara tangis kehidupan baru di tengah mereka, dan yg ada hanya calon2 mayit.
  • Shifting of civilization (peralihan peradaban) dari peradaban barat ke timur (Islam)
  • bahwa kejayaan itu tidak permanent, sebagaimana masa kejatuhan yg tidak ABADI.
  • Inilah yg dimaksud dengan tadaawul -bukan tadawaanul- hadharaat) atau peralihan peradaban.
  • Kebangkrutan ekonomi yg kini dialami eropa hingga menimbulkan chaos di banyak Negara.
  • Sama sekali tidak terkait dgn terorisme yg mereka identikkan dengan Islam.
  • Tapi itu sebagai bukti bahwa sistim ekonomi mereka yg rapuh dan sarat kezaliman…
  • makin memperkaya kehidupan orang kaya, melahirkan masyarakat yg hidup dalam kemewahan
  • dimana segelintir dari mereka menguasai 80 hingga 90% uang yg beredar di tengah masyarakat tersebut.
  • Ketika kemewahan hidup terjadi di tengah masyarakat, maka pada saat yg Sama kezaliman Dan aniaya dirasakan sebagian lainnya
  • sedang kezaliman itu adalah kegelapan yg harus disingkirkan. Maka Rasul berkata, “Azh zhulmu, zhulumaat”.
  • Maka slah 1 tanda kruntuhn sbuah bangsa&prdabanya skaligus adlh,ketika kmewahn mnjadi budaya yg dpertontonkn msyarakat hedonis.
  • Inilah yg Allah firmankan, “wa idza aradnaa an nuhlika qaryatan amarna mutrafihaa…”

Soliditas Jama’ah

Ikhwan dan akhwat fillah, untuk sebuah soliditas jamaah, kita memerlukan suatu kondisi, yang sering disebut dengan istiqrar, ketenangan atau kestabilan. Sudah barang tentu kondisi ini pertama-tama dituntut dari setiap aktivis dari jamaah ini, dari setiap kader, dari ikhwan atau akhwat yang mempunyai komitmen dengan gerakan dakwah ini.

Istiqrar Nafsi

Pertama, setiap kader harus selalu memperhatikan istiqrarun nafsi, ketenangan dan stabilitas jiwanya. Jangan sampai akibat kesibukan yang demikian banyak, tantangan yang demikian berat, tuntutan akan pengorbanan yang melampaui batas-batas kemampuan membuat jiwa kita menjadi kacau, an-nufus al-murtabikah, yang kacau terguncang, yang akhirnya seperti yang sering disindir oleh Sayyid Quthub, sebagai an-nufus al-mahzumah, jiwa yang kalah lebih dulu sebelum terjun ke medan pertempuran. Oleh karena itu setiap kader, ikhwan dan akhwat harus memperhatikan, harus memberikan inayah yang cukup terhadap istiqrarun nafsi, ketenangan jiwanya.

Ketenangan jiwa hanya bisa diraih melalui upaya mengarahkan hati kita selalu berhubungan dengan Allah Taala, al-muta’alliqah billah. Hanya dengan itulah itmi’nanun nafsi, ketenangan jiwa bisa ditumbuhkan, bisa dipelihara dan bisa dikembangkan.

Ikhwan dan akhwat fillah, kita sebagai duat dan da’iyat ilallah harus menjadi orang yang paling sanggup memelihara hatinya dalam kondisi al-qulub al-muthmainnah. Dari sanalah akan tumbuh tsiqah, watsiqun billah, watsiqun binashrillah, yakin betul kepada Allah, yakin betul akan adanya kemenangan yang dianugerahkan oleh Allah. Tanpa itu dengan tantangan dan tugas berat ini kita akan gelisah. Oleh karena itu hati kita harus selalu dihubungkan dengan kekuatan Maha Besar, yaitu Allah Taala. Yang bukan saja menggerakkan alam semesta, tapi Dialah Pencipta alam semesta. Dialah yang mengarahkan ke mana bergeraknya alam semesta, tarmasuk fenomena dengan aneka ragam kelompok dan ideologinya, aneka ragam programnya, seluruhnya digerakkan oleh Allah dan akan mencapai target-target yang sudah dibatasi oleh iradatillah dan masyiatillah. Menghadapi akan hal ini tidak akan pernah bisa merasa gentar melihat kekuatan apa yang disebut partai besar, karena Allahlah Yang Maha Besar. Kita tidak pernah merasa minder melihat partai yang kaya raya, karena Allah yang Maha kaya dan Maha Mulia. Yakin, mungkin apa yang kita miliki sekarang sedikit, tapi yang dijanjikan Allah dalam rangka pertolongan-Nya adalah Maha Besar. Maa indakum yanfadu wa maa indallaahi baaqin, apa-apa yang disediakan oleh Allah untuk para mujahidin, para duat ilallah la yanfad, baaqin laa yanfad.

Qanaah inilah yang harus kita miliki. Tanpa qanaah kita akan ngeri melihat kekayaan yang dimiliki partai-partai besar yang demikian banyak seolah-olah di mata kita akan berlomba dengan kekuatan seperti itu. Tetapi kalau kita yakin bahwa yang memerintahkan kita berlomba adalah Allah Taala dalam rangka al-khairat, fastabiqul khairat, kita insya Allah tidak akan ragu untuk start dan berjalan dengan manhaj Allah dan mencapai finish, mardhatillah. Allahu Akbar! Allah Akbar!
Jiwa yang semacam itulah yang harus dimiliki oleh para duat sehingga apapun yang kita hadapi kalkulasinya bukan kalkulasi bumi, tapi kalkulasi samawi, di mana seluruh fenomena universal ini tidak ada yang terlepas dari tadbir rabbani. Sekali-kali hanya qulub muthmainnah sajalah yang akan betul-betul watsiqun billah wa watsiqun binashrillah.
Ikhwan dan akhwat fillah, alhamdulillah, selama ini jamaah selalu memahami kita, menjaga kita, memelihara kita, memberi inayah kepada kita agar hati kita terpelihara, jangan sampai menjadi nufus murtabikah, jangan menjadi jiwa yang guncang, jiwa yang kalut dalam menghadapi tantangan. Dan bahkan Allah Taala telah mengarahkan kepada kita bagaimana agar istiqrarun nafsi itu bisa dipelihara, maka kemudian Allah mewajibkan dan menyunahkan akan adanya sunnah berumah tangga dan berkeluarga. Karena berkeluarga adalah salah satu jenjang, salah satu sarana, salah satu wadah untuk memelihara nufus mustaqirrah.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Ruum: 21)

Istiqrar ‘Aili

Oleh karena itu istiqrarun nafsi itu harus dilanjutkan dengan upaya mewujudkan yang kedua, yaitu: istiqrarun ‘aili, ketenangan dan kestabilan keluarga para dai dan daiyat. Saya menyadari, sesadar-sadarnya bahwa keluarga duat dan daiyah tidak seperti keluarga kebanyakan manusia. Dari mulai munthalaqnya, pangkal bertolaknya mereka berumah tangga, dimana rumah tangga itu dibangun dengan mahabbah fillah. Apa lagi sama-sama dibangun melalui wihdatul aqidah, wihdatul fikrah dan wihdatul minhaj. Bahkan selalu seiring bergandengan tangan dalam perjalanan dakwah dengan segala pengorbanannya, maka ikatan mahabbah fillah yang didasari wihdatul aqidah, wihdatul fikrah dan wihdatul manhaj itu diikat pula oleh ikatan romantisme dakwah. Ikatan romantika dakwah yang mengikat rumah tangga kita. Allahu akbar walillahil hamd.

Oleh karena itu saya pesankan, setelah kita selalu memelihara istiqrarun nafsi, kita pun harus betul-betul memelihara istiqrar ‘aili kita, stabilitas dan ketenangan rumah tangga kita. Saya sering mengatakan bahwa rumah tangga dai adalah rumah tangga qa’idah da’wiyah, homebase bagi dakwah itu. Dan komandan markasnya adalah istri kita. Sudah barang tentu para junudullah membutuhkan ri’ayah dari komandan agar kegairahan berdakwahnya tetap bergelora, agar semangat dakwahnya tetap menggebu, agar daya juangnya tetap berkobar. Oleh karena itu mu’asyarah bil ma’ruf, mu’asyarah zaujiyah bil ma’ruf adalah merupakan sendi-sendi yang harus diperhatikan dalam memelihara istiqrar ‘aili, kestabilan keluarga dai.

Sekali lagi kepada ikhwan dan kepada akhwat, kepada keduanya, saya pesankan untuk betul-betul menjaga memelihara al-istiqrar al-‘aili, sebab jika ‘ailat du’at dan da’iyah ghairu mustaqirrah, tidak tenang, tidak stabil, sudah barang tentu cukup merepotkan jamaah, cukup menghambat gerak langkah jamaah ini. Karena dia merupakan labinatun min labinaatul jamaah, salah satu batu bata dari struktur jamaah ini. Setelah binaul fard adalah binaul usrah, apakah itu usrah harakiyah apakah usrah yang bersifat fithriyah, kauniyah dan nasabiyah seterusnya harus dipelihara. Tanpa itu kaki kita akan tersandung-sandung, jalan kita akan terseok-seok. Sekarang ini setelah istiqrarun nafsi, istiqrarun ‘aili itu harus benar-benar dipelihara bersama oleh seluruh komponen keluarga. Pelihara hubungan dengan istri, dengan suami, dengan anak dengan mertua dengan orang tua, dengan siapa pun yang terkait dengan keluarga kita, karena seluruhnya adalah merupakan ra’sul mal, modal utama bagi dakwah ini.

Istiqrar Ijtima’i

Ikhwan dan akhwat fillah, yang ketiga adalah istiqrar ijtima’i, stabilitas sosial kita dalam berkomunikasi dengan tetangga, dengan masyarakat lingkungan. Kita harus husnul jiran, baik jari dzil qurba, apakah tetangga yang memang kerabat atau jari dzil junub, atau tetangga yang jauh, apakah jauh lokasi rumahnya, mungkin terselang beberapa rumah, tapi masih bagian dari lingkungan kehidupan kita atau dekat tapi jauh dari nasabnya. Seluruhnya harus kita pelihara. Kalau kita bisa memelihara istiqrar ijtima’i, insya Allah lingkungan kita akan menjadi al-qaidah al-ijtima’iyah bagi dakwah kita. Apalagi lingkungan-lingkungan kita sekarang sesuai dengan perjalanan dakwah, sudah merupakan akumulatif dari kumpulan keluarga-keluarga ikhwan dan akhwat yang berhimpun di suatu daerah, suatu area atau bahkan sengaja membuat kampung atau komplek sendiri. Sudah barang tentu harus memperlihatkan keteladanannya dalam al-istiqrar al-ijtima’i, harus memancarkan qudwah, keteladanan mujtama’ mustaqir, masyarakat yang tenang dan tenteram. Karena masyarakat yang tenang dan tenteram sajalah yang akan memberikan kontribusinya, akan memberikan sumbangsihnya bagi lingkungan-lingkungan yang lebih luas, umat, bangsa dan negara.

Istiqrar Tanzhimi

Ikhwan dan akhwat fillah, dengan modal istiqrar nafsi, istiqrar ‘aili dan istiqrar ijtima’i itu, insya Allah secara struktural kita pun akan tenang, tanzhim kita akan tenang, tidak banyak PR, tidak banyak urusan internal, tidak mendengar sindiran sebagai jamaah qadhaya, karena yang selalu dibahas qadhaya dan qadhaya. Dan ini tadzkirah, saya kira fenomenanya sedikit, tapi bagi jamaah dakwah cukup mengusik, mengusik hati, mengusik pikiran. Potensi qiyadah dan qa’idah dan junud terkuras oleh hal-hal yang begitu. Oleh karena itu dengan modal istiqrar nafsi, istiqrar ‘aili dan istiqrar ijtima’i, insya Allah akan mencapai yang keempat: yaitu istiqrar tanzhimi. Tanzhim kita insya Allah akan menjadi tanzhim mustaqir, menjadi struktur yang stabil, yang tenang, tidak direpotkan oleh isu, oleh gosip, oleh kasak kusuk, oleh friksi-friksi yang na’udzubillah jika dibiarkan akan menjadi fraksi-fraksi.

Istiqrar Da’wi

Ikhwan dan akhwat fillah, jika istiqrar tanzhimi tadi bisa terwujud, maka insya Allah terjadilah istiqrar da’wi, dakwah kita stabil, jalan terus. Guncangan apapun tidak akan membuat kita terguling, jebakan apapun tidak akan membuat kita terperosok, situasi apapun tidak membuat kita terkecoh.

Sumber : http://al-intima.com/taujih-ust-hilmi-aminuddin/soliditas-jamaah

Sekolah Keluarga: Peran Ayah dalam Mendidik Anak

Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kader dalam manajemen keluarga, Bidang Perempuan DPD PKS Kab Madiun menggelar acara Sekolah Keluarga dengan tema Peran Orang Tua (Ayah) dalam Mendidik Anak, kemarin, 29 Januari 2011. Acara yang berlangsung pagi hingga selesai menjelang shuhur tersebut dihadiri kurang lebih sekitar 140 kader PKS Kab Madiun.

Dalam materi yang disampaikan oleh Ustadz Amin Syukroni, Lc, peran seorang ayah dalam mendidik langsung putra putrinya sangatlah penting. Dari sebuah survei ditemukan bahwa kebanyakan penyebab utama dari kerusakan anak adalah karena figur ayah yang tidak bisa menjadi panutan dan tidak mampu membina keluarganya dengan baik.

Hilangnya peran ayah terhadap anak dapat berdampak terhadap identitas dan peran seksual anak.
 
Yang diharapkan seorang anak dari ayah adalah:
  1. Kasih sayang dan perhatian
  2. Keadilan
  3. Rasa aman dan nyaman
  4. Dukungan
  5. Sikap bijak dan pengertian
  6. Tauladan

Membentuk Akhlaq yang Baik Sejak Dini

Salah satu agenda yang terangkai dalam kegiatan Anshytoh Ramadhan DPD PKS Kab.Madiun tahun ini adalah Pesantren Anak. Pesantren Anak ini selalu ada dalam tiap tahunnya di Anshytoh Ramadhan. Selain kita menganggap sangat penting dan urgen tujuan Pesantren Ramadhan Anak ini untuk membentengi Putra – pUri kita semua dari hal-hal yang negatif dari efek era globalisasi saat ini. Semakin canggihya Tehnologi komunikasi yang sangat meluas ke seluruh pelosok nusantara memberikan efek yang positif dan negatif bagi Anak-anak. Untuk memberikan benteng dari Efek-efek negatif dari perkembangan tehnologi ini, sudah seharusnyalah orang tua memberikan perhatian lebih kepada putra-putrinya. Selain itu Anak-anak juga harus diberi bekal dan nilai-nilai Agama secara baik untuk membentengi dirinya dari Pengaruh-pengaruh yang tidak baik.

Presiden PKS Ust. Lutfi Hasan Ishaq Sendiri juga sangat mewanti-wanti kepada semua orang tua, untuk memberikan perhatian khusus kepada putra-putri kita. Memberikan Nilai-nilai Agama kepada putra-putri kita secara baik dan berkesinambungan. Nah, berpijka dari itu makanya Panitia Anshytoh Ramadhan DPD PKS Kab.Madiun, juga secara khusus melaksanakan Pesantren Anak ini. Pesantren Anak dilakukan di empat titik untuk dapat menjangkau peserta yang lebih luas.
Titik pertama dipusatkan di Kecamatan Madiun, titik kedua di Kecamatan mejayan, Titik ketiga dipusatkan di kecamatan wungu, dan terakhir dipusatkan di Kecamatan Geger. Agenda acara dibuat sedemikian menarik sehingga anak-anak menjadi betah ketika mengikuti acara tsb. Penanaman nilai-nilai agama dan akhlak Islami pada anak-anak ini juga diselingi dengan permainan-permainan yang lebih membuat seru acara ini.
Terakhir, harapannya dengan Pesantrean Anak ini lebih bisa membentengi Putra-putri kita dari pengaruh yang tidak baik dari perkembangan teknologi ataupun dari lingkungan.

Ada "Jendral Sudirman" di Pawai Ramadhan PKS Kab Madiun

Banyak cara memeriahkan bulan Ramadhan tahun ini. Moment Bulan Ramadhan yang bertepatan dengan peringatan `7 Agustus tahun ini memberikan nuansa tersendiri dalam menyambutnya. PKS Kabupaten Madiun dalam salah satu Agenda dalam menyambutnya adalah dengan Pawai Ramadhan dengan nuansa nasionalisme. Salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk gemar berbuat kebajikan selama bulan suci ini.

Seperti yang dilakukan puluhan kader dan simpatisan PKS kabupaten Madiun. Mereka berkeliling kampung dan jalanan untuk kampanye menyambut bulan puasa. Uniknya, kegiatan yang melibatkan kader dan simpatisan PKS tersebut mengusung tema kemerdekaan. Disepanjang rute pawai, para kader mengenakan pakaian jaman perjuangan kemerdekaan. Salah satunya ada yang mengenakan Pakaian Khas Panglima Sudirman, yakni Jas Panjang warna coklat lengkap dengan blangkon di kepalanya. Tokoh tersebut kemudian di arak selama pawai dengan menggunakan tandu, yang diusung oleh prajurit dengan seragam lengkap.
Pawai Ramadhan ini melibatkan sekitar 650 peserta secara serentak yg dipusatkan di 5 titik, yakni di Lapangan Jiwan, Mejayan, Saradan, Wungu dan Pagotan. Mereka menyapa masyarakat dengan membagikan pamflet Ramadhan, himbauan untuk memperbanyak ibadah di bulan ramadhan, mereka juga membagi-bagikan Jadwal Imsakiyah Ramadhan kepada Masyarakat

Nasehat Syeikh Jum’ah Amin untuk Kader Dakwah

Berikut ini adalah nasehat Syeikh Jum’ah Amin untuk kader dakwah:
  1. Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب “Rabbul asbaab” (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).
  2. Jangan terlalu fokus dgn manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru efektif kalau dilakukan oleh tangan yg berwudhu, kening yg banyak sujud, jiwa yg khusyu’, hati yg tenang dan tunduk pd Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yg dilakukan takkan memberi kemenangan.
  3. Apa yg dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz sehari? Dimana posisi antum dlm raka’at-raka’at saat malam? Dimana posisi antum dalam infak? Dimana posisi antum dlm raka’at dhuha?
  4. Lawan politik uang yg biasa dijadikan senjata lawan2 politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah….bukan dengan uang juga.
  5. Senjata antum hanya dua: hubungan baik dgn Allah dan akhlak dgn manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).

Taujih Jumadits Tsani 1432 H

Ikhwah fillah rahimakumullah,

Adalah karunia besar dari Allah swt bagi manusia ini, ketika Allah berikan kemampuanmendengar, melihat dan berfikir dengan baik.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78)”

Karunia yang sekaligus menjadi keunggulan manusia dari makhluk yang lain. Karena besar yang hanya diberikan kepada manusia.

Ikhwah fillah rahimakumullah
 
Kaidah umum yang harus kita fahami dalam menyikapi setiap anugerah Allah ini adalah bahwa semua pemberian Allah pada manusia ini pastilah disertai aturan-aturan dan batasan-batasan tertentu.
 
Aturan dan pembatasan bagi manusia adalah fitrah manusia itu sendiri. Manusia adalah makhukyang terbatas umurnya, terbatas kemampuannya, terbatas ilmu pengetahuannya, dsb. Maka pembatasan-pembatasan dan aturan-aturan ini sesungguhnya untuk menjaga kemaslahatan manusia itu sendiri. Apa jadinya jika manusia, makhluk terbatas ini hidup tanpa batasan-batasan? Maka yang terbaik adalah jika manusia mampu membatasi diri untuk hanya melakukan hal-hal yang berguna, dan mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak berguna baginya. Rasulullah SAW menegaskan:

Dari Abu Hurairah –ra- berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Di antara ciri kebaikan Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya” (HR. Ibnu Majah)

Ikhwah fillah rahimakumullah
 
Di antara batasan penting yang harus kita lakukan adalah membatasi pendengaran, pandangan danucapan.
Allah SWT menyerukan kaum mukminin dan mukminat untuk pandai menjaga pandangan, (QS.An-Nur: 30-31) dan tidak membiarkan matanya liar menatap dan melihat apa yang ditemukannya.
 
Rasulullah SAW pernah mengingatkan Ali bin Abi Thalib:
“Wahai Ali, janganlah kamu ikuti pandanganmu itu dengan pandangan berikutnya, karena kamu boleh melihat yang pertama dan tidak boleh pada pandangan berikutnya” (HR. Ibnu Majah)

Allah SWT juga mengingatkan orang –orang beriman untuk tidak membiarkan pendengarannya menyerap apa saja tanpa sensor. Allah SWT menjadikan hal ini sebagai salah satu ciri iman mereka.
 
Firman Allah SWT yang artinya:
“Dan apabila mereka mendengar Perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: Bagi Kami amal-amal Kami dan bagimu amal-amalmu, Kesejahteraan atas dirimu, Kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil” (QS. Al-Qashash: 55)

Di antara ciri ibadurrahman (hamba-hamba Allah) yang akan dijanjikan masuk surga adalah mereka yang 
mampu menjaga diri dari perbincangan bodoh.

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (QS. Al-Furqan: 63)

Ikhwah fillah rahimakumullah
 
Hal penting yang perlu juga dikendalikan dan dibatasi adalah tutur kata. Turur kata adalah cermin kepribadian seseorang. Turur kata ibarat isi teko yang keluar ketika dituangkan. Jika teko itu berisi air putih, maka ketika dituang akan keluar air putih, jika berisi kopi akn leluar kopi, jika berisi bir akan keluar bir.
 
Rasulullah SAW memberikan garansi surga kepada siapa saja yang bisa mengendalikan mulutnya

Di antara pesan penting dalam bertutur kata itu antara lain:
1. Memilih kalimat yang indah dan baik serta menghindarkan pilihan kata-kata yang kurang baik, apalagi
buruk dan jorok.
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (QS. Al-Isra: 53)
2. Tidak berdusta/berbohong (tidak sesuai dengan fakta). Rasulullah SAW memperingatkan:
” Jauhilah dusta, karena sesungguhnya dusta itu menuntun kepada perbuatan curang, dan kecurangan akan menngantarkan ke neraka. Dan seseorang sungguh akan berdusta dan memilih dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Abu Daud)
3. Menggunakan volume suara sesuai dengan kebutuhan (tidak terlalu keras juga tidak terlalu pelan)
4. Berbicara dengan wajar dan tidak dibuat-buat
5. Bisa menjaga rahasia, tidak menyampaikan apa saja yang didengar, tidak mengungkapkan data yang dimiliki apalagi jika membahayakan orang lain. Rasulullah SAW mengkategorikan orang yang tidak bisa menyimpan rahasia sebagai pendusta. Sabda Nabi “Cukuplah seseorang itu telah berdusta ketika ia mengungkapkan apa saja yang didengarnya” (HR. Muslim)
6. Berbicara sesuai dengan daya tangkap pendengarnya

Demikian pesan ini disampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua.

* Disarikah dari serial Taujih dari Bidang Kaderisasi DPP PKS
 
© Copyright PKS Kabupaten Madiun 2012 | Designed by Abuarsyad.